Wednesday, May 26, 2004

Sakaratul maut: Siapakah kita menghadapinya?


"Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa
orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta
berkata, "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." (niscaya kamu
akan merasa sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} : 50).


"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang
zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), "Keluarkanlah
nyawamu !" Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat
menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Alloh (perkataan)
yang tidak benar dan kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya". (Qs. Al- An'am : 93).


Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan
orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu
durhaka kepada Alloh, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara
kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya
dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa
terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.

"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya
dipukul pedang". (H.R. Ibnu Abu Dunya).Di dalam kisah Nabi Idris a.s,
beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan sholat sampai
puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam
kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian
banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik
perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Alloh Swt
agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Alloh Swt,
mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia
dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah
Nabi Idris."Assalamu'alaikum, yaa Nabi Alloh". Salam Malaikat Izrail,
"Wa'alaikum salam wa rahmatulloh". Jawab Nabi Idris a.s.Beliau sama
sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu
adalah Malaikat Izrail.

Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan
ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan
bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa,
seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap".
Alloh sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian
Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam
melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik
saja.

Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan
"tamunya" itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang
berbuah, ranum dan menggiurkan."Izinkanlah saya memetik buah-buahan
ini untuk kita". pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris
a.s)."Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)" kata Nabi Idris a.s."Kenapa ?"
Malaikat Izrail pura-pura terkejut."Buah-buahan ini bukan milik kita".
Ungkap Nabi Idris a.s. K

emudian Beliau berkata: "Semalam anda menolak makanan yang halal, kini
anda menginginkan makanan yang haram".Malaikat Izrail tidak menjawab.
Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah.
Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu.
Siapakah gerangan ? pikir Nabi Idris a.s."Siapakah engkau sebenarnya
?" tanya Nabi Idris a.s."Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat
Izrail.Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya
bergetar tak berdaya."Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?"
selidik Nabi Idris a.s serius."Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh
hormat."Atas izin Alloh, aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab
Malaikat Izrail.Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian
beliau hanya terdiam."Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris
a.s"Apa itu ? katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail."Kumohon engkau
bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Alloh SWT
untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya
dan meningkatkan amal ibadahku".

Pinta Nabi Idris a.s."Tanpa seizin Alloh, aku tak dapat melakukannya",
tolak Malaikat Izrail.Pada saat itu pula Alloh SWT memerintahkan
Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan
izin Alloh Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s.
sesudah itu beliau wafat.Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia
kepada Alloh SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Alloh
mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s.
hidup kembali."Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya Malaikat
Izrail."Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab
Nabi Idris a.s."Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan
terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.MasyaAlloh, lemah-lembutnya Malaikat
Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s. Bagaimanakah jika sakaratul
maut itu, datang kepada kita ?Siapkah kita untuk menghadapinya

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

 
Support By:


Best view with IE 5 and above with resolution 1024 x 768 pixel

© 2005 tok_ayoh (012-2713986). Hakcipta semua artikel, gambar, bahan, template dan semua yang terkandung didalam ini adalah bebas.
Pun begitu diharapkan ia tidak disalahgunakan. Pembinaan laman ini tiada kaitan dengan mana-mana pertubuhan, parti politik, persatuan mahupun kehidupan orang lain
melainkan kehidupan penulis semata-mata